Memotret yang Bukan Hanya Sekedar Hobi

Written by: Feti Fatimah

                Fotografi kini bukan lagi merupakan hobi bergengsi kelas menengah-atas, hobi ini kemudian menjelma menjadi hobi yang sangat ‘memasyarakat’. Dengan berbagai macam kemudahan yang dapat diraih, kini hobi fotografi dengan sangat mudah ditemui di berbagai penjuru kota di seluruh dunia. Tidak hanya kemudahan mendapatkan atau memiliki alatnya saja, namun juga kemudahan mendapat ilmu memotret dari berbagai macam komunitas hingga tempat-tempat sekolah foto yang kini menjamur dan hadir semakin banyak karena banyaknya kebutuhan orang-orang akan dunia fotografi.
                Saya menggeluti dunia fotografi sejak popularitasnya belum seperti sekarang ini, ketika orang-orang seusia saya saat itu belum mengenal bahkan hampir tidak tertarik dengan dunia fotografi. Sekitar 5 tahun yang lalu saya bergelut serius dalam bidang ini, bidang yang buat saya jatuh cinta bukan hanya terhadap alatnya saja. Tapi tentang segalanya, jatuh cinta seperti bertemu dengan lawan jenis yang buat hati senang ketika berhadapan langsung dengan-nya, begitupun ketika saya menyentuh kamera yang sekarang sudah ber-regenerasi ke sekian kali, tapi cinta saya pada kamera-kamera terdahulu tidak pudar dan berlalu seperti fisik bendanya yang seiring berjalannya waktu-pun digantikan dengan fisik benda yang baru.
                Bagi saya, memotret bukan hanya sekedar hobi bergengsi, bukan hanya sekedar ajang kumpul-kumpul dengan komunitas, bukan hanya sekedar seberapa canggih kamera yang dipunya. Melainkan soal rasa, rasa memiliki yang tinggi akan keberadaan alat-alatnya, rasa peka yang besar terhadap lingkungan sekitar yang kemudian dapat dijadikan sebagai objek memotret, rasa tanggung jawab yang diemban ketika telah menyandang gelar ‘fotografer’ dalam bidang yang professional.
                Hobi ini dapat berubah menjadi uang ketika seseorang menjalankan perannya dengan baik dan benar, namun dapat jadi bumerang ketika kemudian hobi fotografi berubah menjadi ajang bergengsi dan membawa pesan ‘berkelas’ di setiap penampilan orang tersebut.
                Saya tidak menyebut hobi ini mewah, tidak juga murah. Saya menyebut ini dengan passion, semangat dan bakat yang timbul karena keinginan yang cukup besar, bukan hanya karena ajang gensi atau ikut-ikutan belaka. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warna musik baru, BARASUARA

Here, the story begin .

Tentang Waktu