Menikah Bukan Sekedar Pilihan

Biarkanlah luka yang telah membekas, karena ia akan pulih seiring berjalannya waktu.
Masa lalu, tak perlu dilihat lagi, tak perlu dibuka lagi. Cukup dikenang, dan dihentikan agar masa itu tak kembali hadir di masa depan.
Percayalah.
Bahwa Tuhan, telah menggariskan kehendak terbaik-Nya.

Kini, ku sedang menjalani masa menuju pernikahan
Kurang lebih sekitar 4 bulan lagi menuju kesana
Banyak yang dirasa sangat berat, terlebih ketika terjadi berbagai macam beda pendapat, antara kubu kanan dan kubu kiri, antara satu kepala dan kepala lainnya.
6 manusia, 6 kepala, 6 pola fikir yang berbeda pula. 

Ini jelas hal yang wajar, setiap pasangan, yang akan menuju pada pernikahan, pasti akan dihadapkan hal-hal demikian. 

Memasuki bulan Agustus, ini adalah bulan dimana kami tepat bersama selama 7 tahun. Bersama sebagai lebih dari sekedar teman biasa, dia menyatakan perasaannya padaku. 4 Agustus 2011 silam.
Kalau dihitung pertama kali bertemu, sejak 2006, kurang lebih 12 tahun kami sudah saling mengenal.
Ya, lebih tepatnya, dia adalah sahabat di masa kecil sekolahku dulu.

Februari 2018, aku meminta padanya untuk menikahiku, karena ku tau, di tahun ini, sudah memasuki cukup usia kami berdua untuk melaju pada jenjang pernikahan.

Dengan berbagai macam polemik, tak ada yang mudah, tapi segala badai, pasti akan berlalu.
Sesungguhnya aku mengharapkan semua ini sudah sejak 3 tahun yang lalu, saat usia-ku 22, dan di tahun ini sangat kuharapkan pernikahanku dapat ku wujudkan, namun tahun depan tepat pada hari ulangtahunku yang ke-26 sudah diputuskan keluargaku dan keluarganya sebagai tahun yang akan kami helat pernikahan kami berdua, dan itu tak jadi persoalan bagiku. Tapi ternyata Tuhan menjawab permintaanku, melalui hati yang lain, Tuhan wujudkan mimpiku, melalui hati yang lain, Tuhan balikkan rasa, melalui hati yang satu, yang memiliki peran, yang kuat, yang memiliki wewenang untuk berkeputusan, Tuhan kabulkan doaku, untuk menikah, di tahun ini. 2018.

Sabtu, 30 Juni 2018, dia memutuskan untuk melamarku.



Hingga tibalah pada penentuan tanggal pernikahan kami di 4 bulan mendatang.

Ini kisahku, yang akan coba aku bagi dengan teman-teman seperjuanganku, yang juga sedang menuju kesana.

Pernikahan adalah yang sesungguhnya sederhana, dan sudah seharusnya disederhanakan. Tapi banyak yang bilang kalau di negara kita ini, pernikahan justru menjadi sebuah ajang unjuk orangtua ke-dua mempelai kepada lingkungan sekitar mereka, mungkin untuk pengakuan, atau sebuah kebanggaan atau ada hal-hal lain yang lebih penting dari itu, yang belum kufahami karena aku belum berada di posisi mereka.
Lalu bagaimana dengan aku? atau aku dan dia, yang juga sebenarnya ingin menggelar pernikahan yang sederhana tersebut.

Kau boleh bermimpi tentang apapun dan bagaimanapun dalam hidup ini, termasuk tentang pernikahanmu, tapi satu hal yang lebih penting dari kata menikah, ialah, restu orangtuamu.
Seperti apa pernikahanmu akan digelar?
Tergantung orangtuamu.
Kamu punya pilihan, tapi orangtuamu tetap menjadi bagian penentu akan pilihan-pilihan yang sudah kau persiapkan. Karena terkadang, kau perlu mengenyampingkan egomu.
Pernikahanmu, adalah tanggung jawab orangtuamu dan tentu sewajarnya terjadi sesuai bagaimana dengan yang mereka kehendaki, atau paling tidak seperti bagaimana yang mereka sarankan padamu.

Aku mengalami berbagai macam pengalaman berharga di tengah persiapan ini, bagaimana ayah ibuku serta calon ayah ibu mertua ku, begitu perhatian, terhadap setiap detail hari penting kami nanti.
Banyak yang berfikiran "mengapa ayah begini, mengapa ibu begitu, mengapa ini dan itu".
Sesungguhnya, aku tak memahami apa yang difikirkan orang-orang seperti itu, belum saja disadari, bahwa orangtua jelas jauh lebih berpengalaman, suara meraka hanya ingin di dengar, karena pada akhirnya semua keputusan akhir juga ada padaku, mereka, hanya ingin yang terbaik, untukku, menurut versiya.

Jika pemahaman dan pemikiranku berbeda, maka aku akna memberi pengertian pada orangtua-ku tentang bagaimana yang terbaik, menurut versiku. Mereka pasti akan mendengar, dan mengerti. Ayahku termasuk yang bersikeras terhadap salah satu pendapatnya yang ingin di wujudkan di hari pernikahanku, ku coba jelaskan perlahan, dan ayahku kemudian, "yang penting ade bahagia", pada akhirnya, ini lebih dari sekedar rasa mengerti, karena sekeras apapun orangtuamu, ia akan tetap melembutkan hatinya demi kebahagiaanmu, anak-anaknya. Anyway, ade adalah panggilanku dalam lingkungan keluarga, karena sewajarnya anak bontot yang selalu dan akan terus di panggil adik bahkan hingga dewasa dan hingga sampai akan menikah seperti aku sekarang ini. 

Ceritaku akan ku sederhanakan, intinya begini, hanya 3 hal saja.
1. Dengar dan resapi kata-kata orangtuamu juga calon mertuamu, karena mereka pasti lebih mengetahui segala hal yang terbaik bagimu, yang jelas belum pernah kau ketahui.
2. Serta yang terpenting berikutnya adalah, jaga hati ke-empatnya. Agar tetap utuh, dan senantiasa bahagia hingga pada hari H pernikahanmu kelak.
3. Dan yang seringkali dihiraukan, pengertian, situasi seperti ini, kau tidak bisa berdiri di satu jalan, berat pada salah satu arah. Jadilah pasangan yang saling mengerti, akan menyatukan pendapat ke-empat orangtuamu. Jadilah penengah, yang dapat berjalan ke segala arah, ke banyak jalan, tanpa mengecewakan.

Aku yang memilih calon suamiku, yang pilihan ini, disetujui bukan hanya olehku, juga oleh orangtuaku, kakak, dan abangku juga keluargaku, hal sederhana yang tidak kalah penting atas sebuah pilihan, ialah restu. 

Kunci intinya ialah, IKHLAS dan SERAHKAN SEMUA KEPADA ALLAH 😊

~~~

Cerita ini, sebentar lagi berganti, kamu bukan lagi hanya sekedar kekasih bagiku, saat 30 Juni kamu resmi melamarku, dan satu persatu langkah terus dijalani, i just can't wait to replace fiancĕ become husband. Thank you for always doing your best, for everything you've done and for being mine, about this wonderful seven years. I'm glad to have you and I love you.

Tepatnya, besok kami bersama selama 7 tahun. 

4 Agustus 2011 - 4 Agustus 2018

Happy 7th year anniversary, my pleasure Gusti Ibnu Freeyandani ❤️


---
I'll announce to all of you, our wedding date, soon. 
Be back again, and see you on the next chapter of my Journey of life.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Warna musik baru, BARASUARA

Here, the story begin .

Tentang Waktu